Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-18 13:58:07【Kabar Kuliner】649 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(611)
Artikel Terkait
- Menkopolhukam serahkan tali asih ke tokoh masyarakat di Jayapura
- Mesir kirim konvoi bantuan ke Gaza usai kesepakatan gencatan senjata
- Timnas Indonesia seperti “singa yang tertidur”
- BI: Penjualan eceran pada September 2025 diprakirakan meningkat
- Suasana ceria di SMPN 2 Maos saat Makan Bergizi Gratis tiba
- Belajar lebih fokus setelah ada program Makan Bergizi Gratis
- Belajar lebih fokus setelah ada program Makan Bergizi Gratis
- Bupati Mimika: Lebih dari 3.000 pelajar menikmati program MBG
- Pemerintah perkuat tata kelola Program MBG lewat tim koordinasi khusus
- Wamen PPPA harap hasil kebun di Gorontalo bisa dukung program MBG
Resep Populer
Rekomendasi

BGN izinkan kembali operasional SPPG Sungai Lakam

Pemkab OKU Selatan luncurkan Program MBG di Rantau Panjang

SPPG Jatijajar jadi model dapur MBG inklusif dan peduli lingkungan

Halalicious Food Festival sajikan aneka produk halal dan ajang edukasi

Klasemen Grup H: peluang Indonesia U

BPKH targetkan dana kelolaan haji capai Rp188,9 triliun pada 2025

Mentan programkan hilirisasi kelapa, ngak ada lagi ekspor gelondongan

Anggota DPR: Program MBG jadi momen RI menuju lebih sehat & sejahtera